Sudrajat Sebut Pilkada Serentak 2018 Serasa Pilpres 2019
rakyatdigital.Calon Gubernur Jawa Barat, Sudrajat pasangan nomor urut 3, menyatakan
bahwa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 saat ini sudah
serasa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
“Pilkada sekarang sudah serasa Pilpres. Tidak bisa lagi dihindari karena kenyataannya seperti itu,” kata Sudrajat saat menghadiri acara Prabowo Menyapa di Kota Depok, Jawa Barat, akhir pekan kemarin.
Calon Gubernur Jawa Barat yang berpasangan dengan Ahmad Syaikhu ini menceritakan, sudah berkeliling ke beberapa daerah dan menerima berbagai keluhan. Saat ini keluhannya bukan lagi masalah lokal, tetapi nasional. “Warga masyarakat mengeluhkan masalah sembako, listrik, gas, beras, jengkol, cabai yang naik semua harganya,” ungkap Purnawirawan TNI dengan dua bintang itu.
Sudrajat juga mengaku mendapat beberapa kritikan seperti kurang senyum dan kurang merakyat. Lalu ia mengatakan, “Senyum bilamana diperlukan.”
Sudrajat mengingatkan masyarakat Jawa barat, pemimpin merakyat itu bukan yang suka dorong-dorong, bukan pakaian compang-camping, masuk sawah berlumpur pura-pura jadi petani, tapi masyarakat petani tidak diperhatikan.
“Jangan mau ditipu pemimpin yang mencitrakan dirinya dengan kebohongan,” ujar calon gubernur dari pasangan Asyik yang disambut riuh rendah tepuk tangan ribuan hadirin.
Pemimpin merakyat, lanjut Sudrajat, adalah pemimpin yang berpikir berbuat dan mengambil keputusan membela rakyat kecil. “Tanpa harus kelihatan baik dan bijaksana. Tetapi tahu jika keputusan tidak populer tapi rakyat yang membela,” imbuh Sudrajat.
Menurut Sudrajat, masyarakat Jabar harus mau berubah. Karena, 93 persen warganya adalah umat Islam. Ia menegaskan bukan bicara SARA, tapi bicara hak dan kewajiban.
“93 persen pemegang hak suara. Islam sering dicap radikalis teroris bukan itu, karena kita adalah Islam rahmatan lil alamin. Islam tidak akan menjadi monster. Tapi justru mendambakan kemaslahatan,” Sudrajat menjelaskan.
Cagub yang diusung poros Gerindra, PAN dan PKS ini mengakui bahwa dirinya ditunjuk langsung oleh Prabowo Subianto sebagai calon Gubernur Jawa Barat di Pilgub Jabar 2018. “Pak Prabowo yang sudah menunjuk saya. Pemimpin di Jabar harus nyunda,nyantri, nyakola dan pernah kelola aset 1 triliun. Ini tanggungjawab besar dengan APBD Jawa Barat sebesar 34 triliun,” kata Sudrajat.
Sementara itu, Ketua Umum PKS Sohibul Iman juga mengatakan di tanah Sunda dikenal empat syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang jika hendak menjadi pemimpin Jawa Barat. Syarat-syarat itu adalah nyunda, nyakola, nyantri, dan nyantika.
“Pilkada sekarang sudah serasa Pilpres. Tidak bisa lagi dihindari karena kenyataannya seperti itu,” kata Sudrajat saat menghadiri acara Prabowo Menyapa di Kota Depok, Jawa Barat, akhir pekan kemarin.
Calon Gubernur Jawa Barat yang berpasangan dengan Ahmad Syaikhu ini menceritakan, sudah berkeliling ke beberapa daerah dan menerima berbagai keluhan. Saat ini keluhannya bukan lagi masalah lokal, tetapi nasional. “Warga masyarakat mengeluhkan masalah sembako, listrik, gas, beras, jengkol, cabai yang naik semua harganya,” ungkap Purnawirawan TNI dengan dua bintang itu.
Sudrajat juga mengaku mendapat beberapa kritikan seperti kurang senyum dan kurang merakyat. Lalu ia mengatakan, “Senyum bilamana diperlukan.”
Sudrajat mengingatkan masyarakat Jawa barat, pemimpin merakyat itu bukan yang suka dorong-dorong, bukan pakaian compang-camping, masuk sawah berlumpur pura-pura jadi petani, tapi masyarakat petani tidak diperhatikan.
“Jangan mau ditipu pemimpin yang mencitrakan dirinya dengan kebohongan,” ujar calon gubernur dari pasangan Asyik yang disambut riuh rendah tepuk tangan ribuan hadirin.
Pemimpin merakyat, lanjut Sudrajat, adalah pemimpin yang berpikir berbuat dan mengambil keputusan membela rakyat kecil. “Tanpa harus kelihatan baik dan bijaksana. Tetapi tahu jika keputusan tidak populer tapi rakyat yang membela,” imbuh Sudrajat.
Menurut Sudrajat, masyarakat Jabar harus mau berubah. Karena, 93 persen warganya adalah umat Islam. Ia menegaskan bukan bicara SARA, tapi bicara hak dan kewajiban.
“93 persen pemegang hak suara. Islam sering dicap radikalis teroris bukan itu, karena kita adalah Islam rahmatan lil alamin. Islam tidak akan menjadi monster. Tapi justru mendambakan kemaslahatan,” Sudrajat menjelaskan.
Cagub yang diusung poros Gerindra, PAN dan PKS ini mengakui bahwa dirinya ditunjuk langsung oleh Prabowo Subianto sebagai calon Gubernur Jawa Barat di Pilgub Jabar 2018. “Pak Prabowo yang sudah menunjuk saya. Pemimpin di Jabar harus nyunda,nyantri, nyakola dan pernah kelola aset 1 triliun. Ini tanggungjawab besar dengan APBD Jawa Barat sebesar 34 triliun,” kata Sudrajat.
Sementara itu, Ketua Umum PKS Sohibul Iman juga mengatakan di tanah Sunda dikenal empat syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang jika hendak menjadi pemimpin Jawa Barat. Syarat-syarat itu adalah nyunda, nyakola, nyantri, dan nyantika.
Komentar
Posting Komentar